sarinahnews.com – Malang, Hampir dua ratus peserta undangan sosialisasi KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terkait pencegahan Stunting sebagai kegiatan agenda rutin Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai mitra Komisi IX DPR RI tersebut digelar di Aula Kelurahan Balai Arjosari Kecamatan Blimbing Kota Malang.
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) adalah kegiatan penyampaian informasi dalam hal ini mengenai program perang melawan Stunting yang dilaksanakan oleh BKKBN Provinsi Jawa Timur dan Kota Malang kerja sama atau bermitra dengan si Cantik Kris Dayanti (KD) anggota Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Malang Raya untuk melakukan sosialisasi Pencegahan Stunting sejak dini bagi masyarakat Malang Raya. (6/8/2022)
Undangan didominasi poro Putri Ayu baik tua maupun muda dan tak kalah cantiknya moderator serta narasumbernya. Maria sebagai narasumber bersama Kris Dayanti (KD) sang bintang pujaan poro undangan putri, sedikit poro prianya yang hadir.
Mereka tumplek blek membaur dengan Kris Dayanti (KD) berbagi door prize setelah sesion sosialisasi pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
Mereka antusias mengikuti sosialisasi, advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), terkait pencegahan stunting sejak dini Ini merupakan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana bahwa pentingnya menjaga gizi dan melawan menekan stunting.
Dalam sosialisasi yang dilakukan di tengah Pandemi COVID-19 level 1 ini, BKKBN membagikan bantuan paket alat pelindung diri berupa masker cantik berkualitas dan beautiful Tumblers.
“Ini agenda rutin BKKBN bersama mitra Komisi IX DPR RI yang merupakan mitra kerja BKKBN,” ungkap Kris Dayanti (KD) pada awak media.
Bagaimanapun juga, untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan stunting sejak dini itu sangat penting dari pada sudah menderita gizi buruk karena berdampak buruk bagi pertumbuhan anak.
“Selama kehamilan kita pantau bersama. Perlu peningkatan pemeriksaan selama masa kehamilan. Jadi berapa berat janin, detak jantung berapa itu perlu dipantau. Ini harus lakukan sampai bayi baru lahir hingga tumbuh kembang bayinya,” papar Maria, narasumber.
Sumber, Radar Malang (2021), bahwa Kota Malang, dalam kurun satu tahun belakangan, kasus stunting atau tumbuh kembang yang tidak sesuai dengan usia pada anak di Kota Malang turun signifikan. Tahun lalu jumlah bayi di Kota Malang yang mengalami stunting mencapai 14,28 persen. Namun tahun ini, prevalensi tersebut turun jadi 9,9 persen.
Penurunan tersebut sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Kota Malang 2018-2023 yang menargetkan angka stunting di bawah 13 persen. Dengan capaian 9,9 persen, artinya ada 1.600 stunting dari 16 ribu anak yang lahir per tahun. Tahun lalu, tercatat masih ada sekitar 5 ribu anak yang mengalami stunting.
Sementara, pemerintah Provinsi Jawa Timur, menyatakan bahwa menargetkan penurunan angka prevalensi stunting di Jatim menjadi 13,5% pada tahun 2024 mendatang. Target tersebut, tercatat lebih rendah dari target pemerintah pusat yaitu 14%. (6/8), sumber, Kominfo Jatim.
Bagaimanapun juga, pencegahan stunting harus dibarengi dengan kebijakan yang berpihak pada masyarakat prasejahtera dalam mempermudah masyarakat untuk mengakses program-program pemerintah, baik itu terkait bantuan sosial kesehatan dan program PKH agar merata dan tidak mempersulit bagi masyarakat prasejahtera untuk mengaksesnya bagi yang belum terdaftar dalam program PKH tersebut. (Sarinah)