DAHLAN ISKAN NGINTIP PEMBANGUNAN SMELTER FREEPORT DI GRESIK

DAHLAN ISKAN NGINTIP PEMBANGUNAN SMELTER FREEPORT DI GRESIK

SARINAH NEWS, – MALANG, Kita sering gemes melihat para nitizen yang tidak mau melihat data dan fakta lapangan ketika mereka sering nyiyirin Jokowi. Why? Ya, mungkin karena mereka malas belajar membaca data dan fakta lapangan.

Kemungkinan mereka itu tidak lapang dada ketika kalah pilpres yang lalu sehingga pengetahuannya dan hatinya tertutup oleh kebencian atau kekecewaan yang membabi buta. Orang lain disuruh obyektif, tapi dirinya sendiri tidak bisa membaca apa-apa.

Faktor kebenciannya jelas bukan karena agama, karena Jokowi jelas orang Islam. Lalu apa? Mungkin malu mengakui kerja nyata pemerintahan Jokowi. So, asal benci. Finally, memfitnah Jokowi tidak kerja apa-apa, dan menuduh antek Cina. Antek Asing.

Sangat jelas, keseriusan Jokowi memgimplementasikan UUD 1945 tentang perekonomian negara, pasal 33, di sana menyatakan bahwa kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyatnya.

Contoh satu, saat ini, jokowi membangun smelter (pemurnian) tambang tembaga milik PT. Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), JIIPE (Java Integrated Industrial Port Estate) Gresik, Jawa Timur.

Sedang dibangun sejak tahun 2021 dan ditargetkan selesai konstruksinya pada Desember 2023 mendatang serta dimulai akan beroperasi pada Mei 2024.

Smelter tersebut dibangun sebagai wujud kepatuhan PT. Freeport Indonesia (PTFI) terhadap Kontrak Karya II (izin operasi PTFI pada 1991-2018) yg mewajibkan melakukan proses pengelolahan/pemurnian di dalam negeri.

Smelter ini dengan investasi sebesar U$3 miliar (45T) merupakan single line (satu jalur produksi) terbesar di dunia dengan kapasitas 1.7 juta ton konsenyrat tembaga pertahun.

Smelter ini juga akan menghasilkan 35-50 ton emas, 200 ton perak pertahun, tembaga 600.000 ton dengan kemurnian mencapai 99.9%

Masih banyak produk lain seperti platinum dan paladium, hampir semua produk kimia tambang dihasilkan di sana, kecuali Lithium.

Hilirisasi di dalam negeri sebagai upaya pemerintah bukan saja mendapatkan nilai tambah dari hasil ekspor tapi juga meningkatkan investasi dari dalam dan luar negeri serta menyerap banyak tenaga kerja.

Bagaimanapun juga, terkait smelter Freeport yang ditulis oleh Dahlan Iskan, dengan judul “FREEPORT JIIPE”.

Dia menjelaskan dengan sejelas-jelasnya, bahwa salah satu monumen besar Presiden Jokowi adalah *”Proyek Hilirisasi Produk Freeport”* Jadi kenyataan. Hampir. Kata Dahlan Iskan dalam tulisannya.

Dia datang ke lokasi proyek tersebut pekan lalu. Dia ingin tahu apakah rencana besar itu akan benar-benar dilaksanakan.

Faktanya, lokasi proyek itu ada di Gresik, dekat Surabaya. Yang sedang dibangun. Yakni di kawasan industri Jiipe:*Java Integrated Industrial Port Estate* (JIIPE). Di pinggir laut, di bibir Selat Kamal.

Dari Jiipe ini bisa terlihat, dengan jelas, sisi barat Pulau Madura.

Proyek Jiipe ini seluas *3.000 hektare.* Dulunya tambak tradisional. Ditambah hasil reklamasi seluas 400 hektare. Di tanah reklamasi inilah pelabuhan Jiipe dibangun.

Pelabuhannya dalam: draftnya 14 meter. Kapal kelas Panamax bisa sandar di sini.

Tahap pertama *pelabuhan itu sudah jadi.* Bahkan *sudah difungsikan.* Material proyek banyak yg didatangkan lewat pelabuhan baru ini.

Berarti, ke depan, *seluruh kondensat dari Freeport* di Papua *dikapalkan ke lokasi ini.* Tidak lagi dikirim ke berbagai negara seperti Jepang dan Korea.

Di Jiipe, kondensat itu diproses menghasilkan emas, tembaga, perak dan juga hasil tambang lainnya.

Kapan semua itu bisa dilakukan di Jiipe Gresik? Paling lambat pertengahan 2024. Sebelum Pilpres.

Presiden Jokowi masih akan sempat meresmikannya.

Presiden *Jokowi sudah 3x ke Jiipe,* sejak peletakan batu pertama. Perkembangan proyeknya terus dimonitor. Tentu Presiden Jokowi sendiri yang akan meresmikannya kelak.

Proyek itu kini memang lagi dikebut. Tiang-tiang pancang lagi dihujamkan ke bumi.

Dibutuhkan *22.000 titik tiang pancang* di proyek itu. Setiap titik tidak hanya satu tiang pancang, tetapi bisa 3 atau 4.

Betapa larisnya produk tiang pancang Adhi Karya maupun Wijaya Karya. Apalagi kedalaman pancang itu bisa mencapai *45 meter.*

Tidak semua lahan Jiipe untuk Freeport. Tapi lahan untuk hilirisasi produk Freeport itu luas sekali. Seluas 1 km².
Atau *100 hektare.*

Bagaimanapun juga, tahun depan, ketika proyek mencapai tahap puncak, sekitar *14.000 karyawan* akan bekerja di situ. However, membuka lapangan kerja.

Intinya, *hilirisasi Freeport* ini tidak lagi hanya gagasan tetapi sebuah keputusan yang tepat.*Sudah sedang dilaksanakan.*

Setidaknya Freeport sudah mengelolah tanah Papua yang dikeruk itu (ore) menjadi kondensat. Pengolahannya dilakukan di dekat Timika, kondensat diekspor lewat pelabuhan Timika.

Waktu itu, nikel dan bauksit masih ekspor dalam bentuk tanah dan air (ore). Hanya sebagian kecil yg diolah oleh PT Antam.

Dunia nikel terus berusaha mengulur waktu, agar tetap diperbolehkan ekspor ore. Pemerintah awalnya gentar. Takut kehilangan penghasilan devisa.

Bagaimanapun juga, setelah dipaksakan, *Hilirisasi Nikel* harus dicatat sebagai *sukses besar.* Meninggalkan Freeport.

So, giliran Freeport yang harus mengejar. Awalnya *Freeport berusaha mengulur waktu* agar tetap diizinkan ekspor dalam bentuk kondensat. Alasannya adalah Freeport sudah mampu mengolah ore menjadi kondensat.

Dalam proses ore menjadi kondensat ini Freeport hanya mengambil sekitar 30%.
Sisanya ditinggal di Papua, dalam bentuk limbah hasil cucian.

Setelah *Saham Freeport dikuasai Indonesia (51%), Keputusan Hilirisasi* itu pindah ke tangan *Pemegang Saham Mayoritas.*

“Done!” Tegas Dahlan Iskan.

Diputuskanlah *Hilirisasi 100% dilakukan di dalam negeri,* di Gresik, di Jiipe.

Kawasan industri Jiipe ini milik 2 kongsi: PT AKR Group (60%) dan BUMN Pelindo (40%). Tetapi kepemilikan kawasan pelabuhannya dibalik: Pelindo 60% dan AKR 40%.

Bagaimanapun juga kini sudah banyak industri yg masuk ke Jiipe. Misalkan, *Sari Roti* pun sudah punya pabrik di sana.

Dia baru tahu bahwa Sari Roti itu perusahaan Jepang. Berkongsi dengan Salim Group.

*Bank Indonesia* juga akan membangun gedung di sana: lahannya *17 hektare.*

*Grup Djarum* sudah masuk, mungkin untuk masa depan industri elektroniknya yang maju pesat.

“Dengan adanya bahan baku seperti emas, tembaga, dan perak di sini, pabrik-pabrik yang terkait bahan baku itu baiknya ke sini,” ujar Naresh Anchalia, direktur operasi Jiipe yang ditemui langsung oleh Dahlan Iskan.

“Sebaiknya ke hilirnya banyak sekali turunannya,” tegas Naresh Anchalia.

Lebih dari pada itu, tentu hasil terbanyak proyek Freeport itu nanti adalah Slak. Jumlahnya bisa *1,1 juta ton/tahun.*

Sebenarnya ini jenis limbah. Tapi limbah itu ada harganya. Pabrik semen sangat membutuhkan. Dan industri konstruksi sangat memerlukannya: 1,1 juta ton/tahun. (Sarinah)