Jakarta, Sarinah News, – Sumber WAG, Angwar Sanusi dalam opininya menuliskan bahwa irrasionalnya kampanye Tim Prabowo Subianto begitu menggebu-gebu seolah tidak pernah terjadi kegagalan food estate begitu mengerikan. Minggu, (10/9/2023)
Ia tuliskan sebagai berikut: “Mendengar janji kampanye yang diucapkan dari tim pemenangan Prabowo Subianto memang terdengar agak lucu dan menggelitik. Mengapa tidak, Prabowo dan timnya berkampanye akan memberikan makan gratis bagi masyarakat Indonesia yang berada pada level tertentu. Yang sudah mereka tentukan.
Namun jika melihat kebijakan program negara yang pernah diamanatkan kepada Prabowo untuk diselesaikan saja masih banyak yang mangkrak dan gagal.
Seperti contoh, presiden Jokowi memberikan tugas untuk membangun food estate kepada Prabowo, tetapi hasil yang ditemukan dilapangan justru sebaliknya. Jadi apa yang di kampanyekan itu sangat lucu.
Apalagi banyak lahan yang menjadi gundul ditebang tapi tidak ada kegiatan. Sehingga ruang terbuka yang harusnya menjadi pusat habitat tumbuhan menjadi rusak dan gersang, padahal saat itu Prabowo baru hanya diminta menanam singkong, tapi sudah gagal.
Yang lebih lucunya dia malah bermimpi ingin memberikan makan gratis bagi rakyat, dengan embel-embel tanpa bantuan konglomerat.
Sementara satu sisi, adiknya itu justru adalah konglomerat. Sungguh-sungguh kebijakan yang nyeleneh dan lucu.
Lalu, apakah Prabowo dan timnya termasuk orang kuper dan tidak tahu. Jika karakteristik masyarakat kita itu bukan tipe masyarakat yang senang hanya diberi umpan atau dimanjakan dengan yang gratisan. Tipe masyarakat kita itu adalah masyarakat petarung dan pekerja keras dilapangan.
Mereka tidak senang dengan bantuan yang sifatnya memanjakan dan justru sangat tidak produktif bagi sifat dan karakter mereka.
Bayangkan jika Prabowo terpilih dan program ini berjalan. Apakah itu bukannya jauh dari cita-cita presiden Jokowi yang ingin bonus demografi dalam 13 tahun ke depan bisa tercapai.
Apakah Tim Prabowo tahu apa yang dimaksud bonus demografi itu. Disaat presiden Jokowi ingin berjuang agar negara bisa produktif masyarakatnya. Hal sebaliknya justru dilakukan Prabowo dan timnya. Yakni mengajarkan masyarakat kita menjadi masyarakat pemalas, konsumtif dan tidak produktif.
Jangan-jangan selama ini kontribusi UMKM bagi pertumbuhan ekonomi nasional kita saja dia tidak tahu. Sungguh sangat lucu dan sangat menggelikan. Prabowo dan timnya seperti menganggap masyarakat kita itu bodoh dan hanya bisa dikendalikan dan diatur dengan bantuan dan sumbangan-sumbangan.
Apakah itu yang selama ini dilakukan Prabowo dan timnya setiap menggaet tim kampanyenya. Hanya berfokus pada materi, bukan proses. Masyarakat kita itu tipe masyarakat yang cukup diberikan kail, masyarakat kita sudah bisa kreatif mengelola ekonominya sendiri.
Dalam artian pemerintah cukup memberikan aturan tegas dan pengawasan bagi pelaku UMKM. Memberikan kemudahan ijin usaha, serta mampu menciptakan suasana usaha yang kondusif, seperti itu saja masyarakat kita sudah sangat berkembang dan kreatif dalam mengurus ekonominya sendiri.
Tanpa perlu harus dimanja dengan janji yang gak masuk akal, seperti memberikan makan gratis. Apalagi melihat anggaran yang dipakai juga tidak sedikit yakni 400 triliun.
Sementara APBN kita setahun hanya 3000 triliun. Kalau begini caranya target menjadi negara maju ditahun 2045 tidak akan pernah tercapai.
Karena setiap negara maju itu, minimal masyarakatnya harus produktif dan bisa menghasilkan sesuatu bagi negara dan dirinya. Sementara apa yang dilakukan Prabowo dan timnya ini justru sebaliknya. Masyarakat kita malah diajarkan menjadi masyarakat konsumtif.
Jadi dari sini saja bisa kita katakan Prabowo dan timnya blunder. Bahkan bisa dikatakan Prabowo sangat tidak layak menjadi presiden RI menggantikan presiden Jokowi. Jangankan untuk melanjutkan, memahami arti keuntungan bonus demografi aja mereka tidak mengerti.” Tulisnya. (sarinah)
Reposted: sarinahnews.com