Connie Rahakundini: Putin Seperti Bung Karno Membentuk Non-Block

Connie Rahakundini: Putin Seperti Bung Karno Membentuk Non-Block

 

Sarinah News, – Jakarta, Momen langka, terjadi saat acara pada komunitas Valdai yang juga di hadiri Delegasi Indonesia, Ibu Connie Rahakundini dan juga Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin di momen diskusi tahunan yang ke 19 di Valdai Moscow Rusia.

Connie Rahakundini hadir di Valdai Discussion Club yang digelar di Moskow, 24-27 Oktober 2022.
Forum Tahunan ke-19 Klub Diskusi Internasional Valdai di Moscow, Rusia, Kamis, 27 Oktober 2022.

Forum diskusi mengambil tema: “Dunia Setelah Hegemoni: Keadilan dan Keamanan untuk Semua”.

Forum diskusi, dihadiri para ilmuwan dan praktisi dari 111 negara, termasuk dari Amerika Serikat dan Indonesia. Rabu, (2/11/2022)


Sangat luar biasa, Ibu Connie punya kesempatan dalam satu sesi tanya jawab bersama Presiden Putin, Ibu Connie menanyakan beberapa pertanyaan yang sangat berbobot juga kritis mengenai Pakta Pertahanan, dan satu pertanyaan yang membuat satu Konferensi tersenyum. Ketika Ibu Conie minta sesion foto bersama Vladimir Putin.

Pasalnya, Ibu Connie menyampaikan bahwa di Indonesia sangat banyak sekali Fans Vladimir Putin, dan mereka selalu mengucapkan “URAA!!!…”

Dalam kesempatan itu, Ibu Connie Rahakundini meminta izin, “Apakah boleh minta foto bersama Presiden Putin?”

Ini paling Unik! Presiden Putin langsung menjawab, “Dengan senang hati! Untuk Wanita Cantik seperti anda. Tentu saja!”

So. Ibu Connie Rahakundini adalah wanita Indonesia Pertama yang di Puji Kecantikannya oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Secara fakta sejarah sikap Presiden Vladimir Putin sudah sah dengan memperjuangkan Ukraina tidak bergabung dengan NATO lantaran tidak ingin hanya satu kelompok saja yang menguasai dunia.

Hal itu disampaikan oleh ahli pertahanan dunia Connie Rahakundini Bakrie ihwal Invansi Milter Rusia akan Menyulut Perang Dunia III. Sumber, Bisnis.com , Jumat (4/3).

Connie menegaskan permintaan Putin sangat sederhana, agar Ukraina tidak bergabung dengan NATO. Namun, hal itu malah dilakukan Ukraina dengan ikut bergabung Uni Eropa yang mayoritas bagian dari NATO.

Menurut Connie, dunia saat sudah sama sekali tidak seimbang. Sebab, posisi Rusia sudah merasa dikelilingi (negara NATO). Ia melihat permintaan Putin sangtalah sederhana yakni tidak ingin Ukraina menjadi bagian dari NATO.

“Dari dulu Ukraina mau tanda tangan dengan dengan Uni Eropa, mau semesra apapun dengan Uni Eropa silakan hanya satu yang dia (Putin) minta Ukraina tidak dijadikan bagian daripada NATO,” demikian analisa Connie.

Dia pernah menjelaskan pada tahun 2008 silam, Ukraina dan Georgia diundang NATO. Sesaat kemudian Putin sudah mewanti-wanti Ukraina untuk tidak terlibat dengan NATO. Namun, kedua negara tersebut malah hadir dalam undangan itu.

Bagaimanapun juga, Connie menyampaikan bahwa Putin itu Seperti Soekarno ketika mendirikan Non-Block di Bandung tahun 1955 silam yang pada prinsipnya menciptakan tatanan baru tanpa hegemoni cengkraman barat dan koloninya yang selalu merasa paling berkuasa atas negara-negara yang dianggab lemah.

Dan ketika delegasi Indonesia di PBB seakan mendukung Ukraina atas serangan Rusia bagi Connie adalah sesuatu yang aneh dan seperti tidak bisa membaca sejarah dan tujuan kolonialis barat atas negara-negara yang justru adalah menjadi boneka kolonial barat.

“Makanya saya katakan agak offside ketika melihat kenapa di PBB dinyatakan seolah-olah kita itu menghakimi posisi Rusia,” tutupnya. (k.red)