JOGYAKARTA, SARINAH NEWS, — Opini yang berkembang saat ini, terkait Pilpres 2024 tertangkap nitizen diseluruh medsos baik WAG, FB, Tweeter, IG, snackvidio, dan YouTube, bahkan diungkapkan dalam media cetak.
Kali ini, Gus Raharjo menuliskan opininya tentang isyarat langit dari pertemuan Sri Sultan Hamengkubuwana X menyambut hangat kedatangan Ganjar Pranowo Capres No. 3 yang diusung oleh PDIP dan Partai Koalisinya. Selasa, (2/1/2024)
Kurang lebih Gus Raharjo tuliskan sebagai berikut: “Kemarin Ganjar Pranowo berkunjung ke Kepatihan Yogyakarta. Secara pribadi, Sri Sultan Hamengkubuwana X menyambutnya dengan hangat.
Pertemuan itu juga menandakan bahwa Ganjar menjadi calon presiden yang pertama kali sowan ke Ngarso Dalem.
Memang sudah dinanti-nantikan siapa sosok capres yang pertama kali akan diterima Sri Sultan. Ini menyangkut tradisi, juga fenomena populer di kalangan masyarakat Jawa, bahwa capres yang pertama kali diterima Sri Sultan selalu memenangi pemilu.
Tak main-main, rentetan peristiwa itu sudah berlangsung sejak Pilpres 2004. Dari SBY hingga Jokowi. Inilah yang membuat pertemuan capres dengan Sri Sultan tersebut menarik dan ditunggu banyak orang.
Sri Sultan dan Kraton Yogyakarta adalah simbol masyarakat Jawa. Tak ada yang meragukan betapa kuatnya ketokohan Sri Sultan sebagai figur pemimpin Jawa.
Karena itu sudah hampir pasti semua kandidat capres akan sowan ke Sri Sultan menjelang pemilihan, sejak bertahun-tahun lalu. Lantas kenapa Ganjar Pranowo yang diterima pertama kali? Apakah ini kebetulan? Sepertinya tidak.
Inilah yang kusebut sebagai isyarat yang sedang diperlihatkan Sri Sultan kepada kita semua. Ia memang tak mungkin mengumumkan dukungannya secara gamblang.
Namun dari keputusannya untuk menerima Ganjar Pranowo pertama kali, sudah pasti bisa kita maknai sebagai satu sikap politiknya.
Apalagi jika kita cermati pertemuan itu juga berlangsung selama dua jam, tentu saja itu waktu yang lama untuk ukuran para tokoh.
Mereka bahkan berbincang empat mata. Banyak hal yang dibahas pastinya, termasuk menyangkut isu-isu strategis tentang masa depan bangsa ini.
Dengan kematangan pemikiran dan sifat pengayomnya, penilaian Raja Jawa terhadap seorang calon presiden memang menjadi begitu penting.
Kita tahu Sri Sultan sudah selesai dengan dirinya. Apa yang ada di pelupuk matanya hanyalah bayangan tentang bangsa ini beserta nasib masyarakatnya, yang semua itu bergantung erat pada sosok pemimpinnya.
Sri Sultan tahu betul siapa Ganjar. Ia mengaku mengenalnya sudah lama. Sudah pasti ia juga paham karakter kepemimpinan Ganjar yang dekat dengan rakyat, tidak abai terhadap aspirasi sekecil apapun.
Pernah ada peristiwa ketika hampir semua masyarakat Yogya turun ke jalan untuk mempertahankan status keistimewaan daerah tersebut.
Ganjar Pranowo yang waktu itu menjabat DPR RI pun mendengar hingga terlibat langsung dalam melahirkan undang-undang keistimewaan untuk menjawab keresahan masyarakat Yogyakarta.
Selama menjabat Gubernur Jateng, Ganjar kian dikenal sebagai pemimpin responsif, dan mau turun langsung menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Karakter kepemimpinan semacam inilah yang tampaknya terus dibawa Ganjar. Gerak cepat, sat-set, adalah gambaran yang melekat pada diri Ganjar Pranowo.
Pada akhirnya isyarat Sri Sultan pun mampu menebarkan energi yang begitu besar. Masyarakat tampak antusias dengan pertemuan itu.
Begitu juga di media sosial. Semua akan berjibaku, gotong royong, untuk merealisasikan harapan-harapan itu, membawa bangsa ini lebih baik dan bermartabat. Tentu saja itu bukan hal yang mustahil.” Tulisnya.
Bentuk komitmen Ganjar-Mahfud mengentaskan kemiskinan dan pemerataan ekonomi di Indonesia sesuai dengan konsep dasar perjuangan Pancasila.
Konsep dasar perjuangan Pancasila adalah kemerdekaan. Merdeka dari intimidasi, merdeka dari ketidak adilan baik hukum maupun politik dan merdeka mendapatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Konsep ekonomi Pancasila, Ganjar telah mengimplementasikan program ini di Jawa Tengah dan berhasil, berkaca dari hal itu Ganjar ingin mengangkatnya ke tingkat Nasional
Dengan adanya satu sarjana di satu keluarga miskin maka anggota keluarga diharapkan mampu mengatasi kekurangan keluarganya karena telah bekerja.
Negara bisa hadir membantu keluarga itu agar ada anaknya 1 sarjana dalam keluarga miskin untuk mengubah nasibnya.
Dan, KTP Sakti adalah instrumen kontrol program sosial kerakyatan berdasarkan Konsep keadilan sosial dan Ekonomi Pancasila. (sarinah)