sarinahnews.com – Malang, Sehari sebelum CFD (car free day) dan Carnaval penutup rangkaian HUT ke 77 RI di gelar, masyarakat sudah riuh gembira untuk menyambutnya. hari ini, minggu pagi (11/9) langit Kota Malang berselimut mendung, mendukung awal digelarnya lagi CFD dan Carnaval selama 2 tahun tanpa hiburan rakyat karena pandemi covid-19.
Hiburan rakyat itu adalah keniscayaan bagi pemerintah untuk rakyatnya. mengapa? Karena, hiburan rakyat itu tidak hanya memberikan ruang hiburan untuk rakyat yang penat selama 2 tahun dicengkeram wabah virus mematikan dan melemahnya perekonomian dan segala aspeknya. Di sinilah hiburan rakyat itu dibutuhkan. (11/9/2022)
Car Free Day (CFD) wahana rakyat untuk bersosialisasi di tempat terbuka dan pasar rakyat digelar, tak akan diragukan akan terjadi peningkatan perekonomian rakyat khususnya menambah pendapatan daerah.
Di CFD dan Carnaval adalah wahana berbagai hiburan rakyat digelar dan difasilitasi pemerintah daerah Kota Malang, however, rakyat terhibur terbuai tanpa bercerita dampak pengaruh medsos yang mengajak demo anti kenaikan BBM tanpa diajak berdiskusi mencari solusi demi negara dan rakyat.
Seorang teman pernah mengatakan bahwa, bila rakyat dipaksa dan diajak ikut berfikir soal pemerintahan tanpa diberi haknya dan hiburan, mereka akan menjadi harimau buas. Mereka akan memangsa tuannya sendiri. Itulah makna dibalik pentingnya hiburan rakyat.
Gelaran hiburan rakyat itu tidak ada ruginya, justru mendatangkan keuntungan kedua belah pihak. Rakyat senang bersosialisasi dan berdagang, sementara pemerintah bisa melakukan serapan anggaran di samping menciptakan PAD dalam penguatan UMKM sebagai program unggulan setiap kepala daerah.
Di era kerjaan, hiburan untuk para bangsawan dan keluarga raja, apa yang terjadi? Pemberontakan rakyat di mana-mana karena tidak ada kebebasan bersosialisasi menciptakan hiburannya sendiri. Tanpa hiburan, sama saja memberi ruang rakyat untuk berkumpul dan berdiskusi bagaimana menjatuhkan para raja.
Finally, hiburan rakyat digelar untuk rakyat. Itulah cara menciptakan kesejahteraan rakyat dan menghiburnya demi kelangsungan kebudayaan bangsa dan negara.
Malang adalah miniatur bangsa Indonesia, karena berbagai suku dan ras ada di kota Malang walaupun awalnya untuk belajar dan akhirnya bertempat tinggal, and then, menjadi penduduk tetap Kota Malang bahkan banyak yang jadi Wali Kota Malang. That’s a real fact.
Whatever, Sutiaji, Walikota Malang, dalam gelaran Carnaval, dia menggenakan costum daerah Minangkabau bersama istri. Tampak serasi. Budaya menunjukkan bangsa.
Carnaval, wahana ekspresi rakyat dan pemerintah mengungkapkan pesta rakyat dengan menampilkan berbagai kostum daerah dari Sabang sampai Merauke.
Carnaval ini adalah momen dimulainya kegiatan pasar rakyat atau pasar tugu yang kenal dengan CFD. CFD sebenarnya adalah Kawasan hari bebas kendaraan bermotor digunakan untuk masyarakat jalan-jalan di hari libur/minggu untuk bersosialisasi antar warga dan di sanalah tercipta interaksi antara pedagang dan pembeli.
Ada tempat, ada interaksi jual beli, di sanalah pemerintah melindungi dan memobilisasi UMKM dari usaha kecil, bila perlu terciptanya stand usaha menengah. Seperti apa konsepnya, serahkan pada ahlinya.
CFD dan Carnaval digelar oleh seluruh perangkat daerah mulai dari tingkat terendah, kelurahan hingga seluruh kepala OPD Kota Malang numplek blek mendampingi Sutiaji, sang Walikota Malang di sepanjang jalan katjoetangan, Semeru dan jalan Ijen.
Luasan CFD diperluas dari sebelumnya hanya di sepanjang jalan Ijen, kali ini diperluas Jl. Ijen dan Jl. Semeru. Seminggu sekali, harus dipertahankan dan ketetapan walikota harus dikawal, janganlah program peningkatan pendapatan UMKM rakyat bisa digagalkan karena permintaan cukong yang merasa berkuasa karena terganggu aktifitasnya. Ini sangat kurang ajar sekali.
Program rakyat dikalahkan dengan segelintir pemodal besar. (k-red)