Kudatuli Jadi Spirit Kader PDI Perjuangan Kota Batu
Batu, Rabu, 27 Juli 2022 – DPC PDI Perjuangan Kota Batu memperingati peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996 atau dikenal dengan istilah Kudatuli (kudeta 27 Juli 1996) menjadi peristiwa yang membangkitkan semangat berdemokrasi Republik Indonesia. Kudatuli adalah cara orba mengkudeta kepemimpinan Megawati sebagai ketua umum PDI periode 1993-1998.
Kader PDI Perjuangan Kota Batu mengenang 26 tahun tragedi kerusuhan 27 Juli 1996 (kudatuli) yang terjadi di Jalan Diponegoro 58, Menteng Jakarta Pusat. Kegiatan itu lakukan dengan mengadakan Tahlilan & Doa Bersama untuk mendoakan para pejuang Partai yg telah Gugur, khususnya Almarhum Mbah Jayus dan Mbah Jono warga Kelurahan Torong Rejo sebagai kader PDI Pro Mega (Promeg) yang sempat ada di tempat waktu terjadi kerusuhan itu. (27/7/2022)
Kegiatan tersebut dihadiri seluruh jajaran pengurus kader partai mulai dari Anak Ranting, Ranting, PAC, DPC dan Fraksi PDI Perjuangan Kota Batu.
Kader PDI Perjuangan, Asaf, ketua PAC Kecamatan Junrejo berharap Pemerintah mengusut tuntas Kasus Kudatuli yg sampai sekarang belum di temukan tersangkanya karena itu pelanggaran HAM.
“Semoga dengan Pengorbanan para Senior Partai akan tetap semangat buat cambuk untuk tetap membelah kepentingan rakyat kecil dan bagi Pengurus di tingkat semua unsur anak ranting, ranting, PAC dan DPC untuk meningkatkan kinerja membantu serta memperjuangkan kepentingan rakyat bukan hanya untuk kepentingan tahun 2024 tetapi kinerja partai adalah bagian dari integritas sebuah negara yang tak bisa dipisahkan.” Kata Asaf Ketua PAC Junrejo.
“Mari kita senantiasa bersholawat untuk baginda Nabi Muhammad SWA dan berdoa untuk para korban, semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.” sambungnya.
Peristiwa Kudatuli sekaligus membuktikan, bahwa PDI Perjuangan lahir dan dibesarkan dari pengorbanan keringat, darah dan air mata, bahkan harta benda dan nyawa. PDI Perjuangan diajarkan menjadi partai politik yang berjiwa revolusioner tetapi sabar dan tegas.
Partai politik itu bukan sekadar partai politik sebagai kebutuhan sebuah negara tetapi berdirinya sebuah negara adanya kristalisasi cita-cita partai politik.
Tahlil dan doa bersama dipimpin tokoh agama dan dilakukan secara hikmat dan penuh refleksi sejarah yang memilukan baik secara politis dan fisik.
Janganlah kita meninggalkan sejarah, kata Bung Karno. Merefleksi sekelumit sejarah kudatuli yang sangat berdampak politis, peristiwa Kudatuli mengakibatkan sebanyak lima orang tewas, 149 orang terluka, dan 23 orang hilang, itu adalah sejarah yang tak boleh kita lupakan dan harus menjadi spirit perjuangan PDI Perjuangan.
Kerugian materiil yang ditimbulkan tragedi Kudatuli diperkirakan mencapai 100 miliar rupiah. Dua tahun paska peristiwa Kudatuli atau 21 Mei 1998, rezim orde baru tumbang, tetapi tantangan PDI Perjuangan tidak serta merta finished.
Justru tantangan PDI Perjuangan semakin berat, pertama harus mempertahankan kemenangan pemilu dan selanjutnya adalah menghadapi rongrongan ideologi lain yang mengatasnamakan agama inilah sangat berat belum yang ke dua bagaimana kader-kader PDI Perjuangan terus bekerja untuk mempertahankan NKRI dan menciptakan kesejahteraan rakyat. (asf/sarinah)