PUISI, HT: PESTA YANG DINGIN DAN ANGKUH

PUISI, HT: PESTA YANG DINGIN DAN ANGKUH

Malang, Sarinah News, Sarinah news  menemukan sebuah Puisi orang hilang di WAG. Dia adalah Bima. Bima Petrus Anugrah, teman penulis yang diberi nama samaran “HT”, sarinahnews.com tidak tau siapa sebenarnya HT ini, hamya tertulis dia adalah kakak kelas Bima waktu masih sekolah di DEMPO Malang. HT tuliskan puisinya sebagai berikut:

 

PESTA YANG DINGIN DAN ANGKUH
(Dan Bima Tetaplah Bima, Yang Perkasa)

By HT

 

Bima Petrus Anugrah adalah adik kelas saya di SMAK St. Albertus (SMAK Dempo), Malang. Arema!

Kiprah, perjuangan, dan pengorbanan Bima luarbiasa. Dia adalah mahasiswa FISIP Unair tahun 1993. Menjelang lahirnya era reformasi 1998, Bima salah satu yang mencuat ke permukaan. Bima pernah dipenjara selama 60 hari karena terlibat pengorganisasian massa.

Dia sempat berjanji pada ibunya untuk pulang merayakan Paskah pada tanggal 12 April 1998. Namun sejak Maret 1998, penculikan biadab telah bergulir. Dan pada tanggal 1 April 1998, Bima telah hilang diculik.

Bima sempat berpesan pada kawan-kawannya semasa gerakan perjuangan:” Kalau satu jam setelahnya aku tidak bisa dihubungi, aku hilang”. Pesan yang menggetarkan, merefleksikan kesiapannya untuk berjuang sampai batas terjauh, sampai titik darah terakhir, demi kebaikan negerinya.

Bima, adik kelas saya yang “minoritas ganda” itu rela menjadi tumbal reformasi bersama rekan-rekan perjuangannya dari berbagai latar belakang suku dan agama. Mereka bersatu. Mereka berkorban. Mereka hilang.

Ayahanda Bimo pernah berkata atau lebih tepat meratap, saking pedih dan lelahnya menanti kabar tentang nasib anaknya:
“Jangan terlalu berharap dia (Bimo) pulang, kalau dia dipanggil oleh Tuhan, ya sudahlah, selamat jalan anakku”. Pesan yang pedih.

Sampai kini, bahkan jasad nyapun tak diketahui rimbanya. Sampai kini, dia tak bisa menepati janji merayakan Paskah bersama ibunda.
Sampai kini, Ibu Pertiwi hanya bisa berduka menatap kebiadaban yang menimpa anak-anaknya.

Namun perhelatan akbar tahun 2024 akan tetap bergulir. Sebuah pesta demokrasi yang dingin dan angkuh, sebab tak peduli latar belakang calon pemimpin yang berlaga. Pun tak peduli pada Bima dan beberapa temannya yang entah di mana kini berada.

Pesta macam apakah itu? Pesta (demokrasi) yang dingin dan angkuh. Namun Bima tetaplah Bima, yang perkasa.

 

By: HT

Foto: IG Divacatrii

 

Editor: sarinahnews.com                Malang, Agustus 12, 2023