Sigit Rahardjo: Megawati Anak Kandung Orang Minangkabau

Sigit Rahardjo: Megawati Anak Kandung Orang Minangkabau

 

JAKARTA, SARINAH NEWS, – Sumber FB Sigit Rahardjo, Ia tulis bahwa, semestinya orang Sumatera Barat ikut berbangga, sayangnya, kebanyakan orang Sumatera tidak tau fakta sejarah Megawati lahir dari rahim Ibu Minangkabao. Senin, (11/9/2023)

Merujuk pada garis keturunan sistem kekerabatan matrilineal Minangkabau, maka Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani adalah orang Minangkabau.

Megawati dilahirkan dari rahim seorang wanita Minangkabau yang bernama Fatmawati. Meskipun dilahirkan di Bengkulu, Fatmawati adalah anak kandung Siti Chadijah dan Hasan Din, yang berasal dari Indropuro, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Hasan Din adalah tokoh Muhammadiyah, yang merupakan kerabat dekat dengan kerajaan Muko-muko dari kesultanan Indropuro.

Begitu juga Siti Chadijah, nenek kandung Megawati, juga berasal dari kaum kerabat kesultanan Indropuro.

Hasan Din dan Siti Chadijah melaksanakan perkawinannya di Indropuro dengan tatacara adat Minangkabau. Setelah itu mereka merantau ke Bengkulu. Di Bengkulu lahirlah Fatmawati, tepatnya tanggal 5 Februari 1923.

Soekarno bertemu Fatmawati sekitar tahun 1938, ketika ia dibuang Belanda sebagai tahanan politik ke Bengkulu antara tahun 1938-1942.

Ketika Jepang masuk ke Indonesia, Soekarno dengan rombongan kecil dari Bengkulu melakukan perjalanan panjang ke Padang melalui Muko-muko.

Soekarno sempat tinggal beberapa lama di Muko-muko dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Padang.

Di Padang, Soekarno tinggal sekitar 3 bulan di sebuah rumah di Jalan Ahmad Yani No. 12. Rumah tersebut berdasarkan Surat Keputusan Walikota Padang tahun 1998 ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya Kota Padang, dengan Nomor Inventaris: 33/BCB-TB/A/01/2007.

Fatmawati dinikahi Soekarno di Jakarta sekitar bulan Juli 1943, dengan saksi nikah tokoh dan pimpinan Muhammadiyah, A.R. Sutan Mansur.

Saat menjelang kemerdekaan, Fatmawati lah yang membuat bendera Sang Saka Merah Putih pertama, yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945.

Fatmawati kemudian menjadi Ibu Negara pertama, seorang perempuan Minangkabau yang dilahirkan di Bengkulu. Tanggal 23 Januari 1947, Ibu Fatmawati melahirkan seorang putri yang diberi nama dengan Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri, yang biasa disingkat dengan Megawati Soekarnoputri.

Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Republik Indonesia kelima (2001-2004), dan merupakan wanita Minangkabau pertama yang menjadi Presiden.

Megawati Soekarnoputri kawin dengan Taufiq Kiemas, asal Sumatera Barat kelahiran Pesisir Barat, Lampung, 31 Desember 1942.

Untuk menyambung kembali mata rantai kekerabatan dengan nagari leluhurnya, Taufiq Kiemas kemudian diangkat menjadi penghulu kaum Sikumbang, Nagari Sabu, Tanah Datar dengan gelar Datuak Basa Batuah.

Untuk malewakan gelar Datuak Basa Batuah yang sudah terlipat (terbenam) selama seratus tahun, perayaannya dilaksanakan secara adat di Istana Pagaruyung, Batusangkar, dan sekaligus memberi gelar Puti Reno Nilam untuk Megawati Soekarnoputri.

Dari pasangan Taufiq Kiemas Datuak Basa Batuah dan Megawati Soekarnoputri Puti Reno Nilam lahirlah seorang putri yang diberi nama Puan Maharani.

Puan Maharani dilahirkan 6 September 1973 di Jakarta. Tahun lalu, Puan Maharani dilantik menjadi Ketua DPR-RI periode 2019-2024, dan merupakan perempuan Minangkabau pertama yang menjabat sebagai ketua lembaga tinggi negara tersebut.

Megawati Soekarnoputri Puti Reno Nilam, dan anaknya Puan Maharani, adalah penerus sejarah ketokohan Minangkabau di pentas Republik Indonesia. (sarinah)

 

Note: Diolah dari berbagai sumber, ditulis oleh Sigit Rahardjo

Reposted: sarinahnews.com